“Untuk makanan kita dikasih nasi dan sayur saja, protein dijatah. Tapi kalau yang lain mereka ada lauk daging, ayam segala macam. Terus minum juga dari air minum sulingan yang dipakai mandi oleh ABK Cina,” kenangnya.
ABK asal Tegal kabur dari kapal Cina dengan jalan kaki 6 kilometer ke KBRI Oman
Tak berhenti di situ, Resi juga tak mendapat gaji sesuai perjanjian. Di mana pembayaran gaji semestinya tiap 4 bulan sekali. Namun, ia tak pernah mendapatkan gaji penuh dari kerja kerasnya selama setahunan.
Di sisi lain, Resi sebenarnya sempat berjuang dengan melayangkan protes ke pihak agensi dan perusahaan. Namun, keduanya bergeming. Resi pun memutuskan untuk meminta pertolongan ke KBRI Oman.
“Daripada saya mati konyol, saya akhirnya kabur bersama 11 orang dari Indonesia dengan jalan sekitar 6 kilometer ke KBRI Oman, perjalanan semua padang pasir,” beber Resi yang kini menjabat sebagai Ketua DPC Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) cabang Tegal itu.
BACA JUGA: Olah Limbah Pakaian, Puluhan Mahasiswa RMT Undip Ciptakan Kapal Bertenaga Surya
Namun, permasalahan tak langsung selesai ketika ia pulang ke kampung halamannya di Tegal. Pihak perusahaan baru membayar gaji Resi setelah sekian lama usai mendapat tekanan dan tuntutan dari SBMI.
Kini, Resi aktif mendampingi ABK-ABK yang mendapat pengalaman tak mengenakkan selama bekerja di kapal. Ia tak ingin pengalamannya terulang kepada ABK lain yang mungkin tak seberuntung ia yang bisa kabur. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi