SEMARANG, beritajateng.tv – Antar jemput (anjem) dan jasa titip (jastip) menjadi jasa yang kini menjamur di Kota Semarang, terutama di wilayah sekitar kampus.
Biaya yang lebih murah ketimbang layanan serupa berbasis aplikasi menjadi tawaran utama yang memikat para pelanggannya. Selain itu, anjem dan jastiper juga menawarkan berbagai layanan yang tak ada di layanan aplikasi.
Salah satu jasa anjem dan jastiper di Semarang, Dini Nur Kholisah, mengakui banyak cerita yang lahir dari interaksinya dengan para pelanggan. Beberapa di antaranya bahkan sangat unik dan membekas.
BACA JUGA: Video Viral Mobil Dinas untuk Antar Jemput LC, Pemkab Blora Angkat Bicara
Misalnya, Dini sering menerima pesanan untuk membeli sebotol air mineral ke minimarket. Jelas, harga barang yang ia beli jauh lebih murah dibanding jasa Dini.
“Bayar jastipnya Rp5 ribu tapi sebotol air mineral gitu kan paling Rp3 ribuan. Jadi ibaratnya kayak, rasa malasmu adalah rezekiku,” kekeh Dini saat bercerita kepada beritajateng.tv, belum lama ini.
Selain jastip beli hal remeh-temeh seperti itu, Dini juga pernah menerima pesanan yang agak serius. Salah satunya saat ia harus memintakan tanda tangan berkas ke dosen.
Kisah jasa antar jemput dan jastip Semarang mintakan ttd dosen
Untungnya, dosen mungkin tak hapal satu persatu muka mahasiswanya. Begitu juga berkas yang ia bawa bukanlah berkas yang terlalu penting. Sehingga, misi Dini meminta tanda tangan sejauh ini selalu berhasil.
“Mintain tanda tangan, jadi orangnya udah janjian sendiri sama dosennya, jadi aku datang, pake masker, minta tanda tangan aja langsung. Biasanya Kapodri atau TU aja,” sambungnya.
Hanya saja, Dini tak menjamin bisa memintakan tanda tangan dosen di semua fakultas. Biasanya, ia hanya menerima fakultas yang sama dengan dirinya. Yaitu, Fakultas Kedokteran (FK) Unnes.