Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, dalam hal mengantisipasi dugaan piagam palsu, telah meluncurkan website Sang Juara untuk verifikasi piagam lulusan SD.
Uswatun menilai, gebrakan itu merupakan ide yang bagus. Namun, ia tak bisa mengaplikasikan hal serupa begitu saja.
“Itu ide yang bagus, tapi kita coba diskusikan dulu ya. Karena seperti kejuaraan itu ada Pemprov, ada Disporapar yang punya aplikasi untuk validasi,” bebernya.
Untuk aplikasinya, kata Uswatun, harus ia diskusikan terlebih dahulu dengan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).
“Kita coba diskusikan dulu dengan Puspresnas, karena sebenarnya segala bentuk kegiatan lomba itu yang untuk jenjang Disdakdikmen pun juga melalui Puspresnas,” tandasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa Tengah, Syurya Deta Syafrie, menduga ada 67 siswa SMPN 1 Semarang yang mendaftar lewat jalur prestasi dengan piagam tersebut.
Tak hanya mendaftar ke SMAN 3 Semarang, kata Deta, ada beberapa siswa yang juga mendaftar ke SMAN 5 Semarang, SMAN 1 Semarang, dan SMAN 6 Semarang.
“Harusnya kalau piagam yang kemarin, kami coba crosscheck aslinya, itu kan dari Malaysia. Mereka memberikan [juara] pada sekolah, pada klub marching band-nya. Bukan by name,” beber Deta. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi