Iswar menerangkan, tantangan NU kedepan semakin besar, salah satunya dari sisi memerangi faham radikalisme yang bisa memecah bangsa ini. Namun pihaknya meyakini, jika kolaborasi bersama pemerintah dan pemuka agama, faham-fahan tersebut bisa diantisipasi dan diperangi.
“Bagi saya NU juga harus terbuka, jadi bukan hanya untuk kalangan santri saja. Masyarakat umum, yang ingin memperbaiki agama, ataupun kelompok harus dirangkul sebagai langkah syiar, terhadap agama,” tuturnya.
Selain itu NU kata dia, juga harus berkontribusi dengan memanfaatkan digitalisasi. Tugas ini lanjut Iswar, harus dilakukan oleh kader muda NU. Intinya, NU tidak boleh ketinggalan untuk berkembang dan berkontribusi dengan memanfaatkan perkembangan jaman.
“Kita harus persiapkan generasi milienial dengan kemampuan dan pola pikir berkembang, intinya keberagaman harus jadi modal untuk memajukan bangsa, negara ataupun Kota Semarang, melalui bendera NU,” pungkasnya. (Ak/El)
Editor: Elly Amaliyah