Alasannya, kata Hendi, persaingan tarif antar operator itu membuat kesejahteraan driver turun kembali.
“Contoh salah satu operator tiba-tiba meluncurkan produk bertajuk ‘Jauh Dekat 5 Ribu’. Ini kan susah buat drivernya, operator tersebut bikin susah driver di operator lainnya,” ujarnya.
Terlebih, Hendi menyadari penumpang ojol pasti memilih layanan dengan tarif termurah.
BACA JUGA: Koalisi di Daerah Tak Linear Pilgub Jawa Tengah, Bagaimana Strategi PDIP Menangkan Andika-Hendi?
Sehingga, pihaknya tak ingin penetapan tarif ambang atas dan bawah ini mencekik driver ojol.
“Di satu sisi, yang dilakukan ojol dibanding sama ojek pangkalan (opang) kan sudah sangat efisien, sudah sangat murah. Kalau ada persaingan dan jadi tambah murah lagi, saya gak bisa bayangkan. Kasihan teman-teman driver ini,” ucap Hendi.
Tak hanya buruh, program kesehatan dan layanan gratis Andika-Hendi sasar driver ojol
Selain menyasar buruh atau karyawan, Hendi ingin program kerjanya juga berdampak pada driver ojol. Adapun program itu tak lain adalah pemberian layanan kesehatan gratis.
“Program terkait dengan pemenuhan kebutuhan standar driver yang bisa mengurangi pengeluaran bulanan mereka,” jelas Hendi.
“Program Andika-Hendi yang akan kita kembangkan juga meneruskan program Pak Ganjar. Selain bedah rumah, ada ‘tuku lemah entuk omah’. Itu bisa jadi peluang buat teman-teman driver,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila