TPA Jatibarang masih menerpakan sistem open dumping. Sehingga perlu adanya solusi untuk pengelolaan sampah agar jangan sampai TPA di tutup oleh pemerintah pusat.
Mengingat, instruksi Kementerian Lingkungan Hidup, TPA dengan sistem open dumping akan di tutup pada secara bertahap mulai 2025.
“Saya kira langkah itu jadi komitmen bersama pemerintah pusat dan daerah untuk menjadikan sampah jadi isu yang sangat sentral. Masing-masing kota menyiapkan supaya ada pengelolaan sampah,” paparnya.
Menurut dia, adanya kebijakan dari pemerintah pusat ini mendesak pemerintah daerah menyiapkan diri. Setidaknya, beralih dari open dumping ke sanitary landfill atau penutupan.
Apalagi, sebut politikus PKS itu, beban sampah yang masuk TPA Jatibarang sebanyak 800 – 1.200 ton per hari. Sedangkan, kemampuan angkut hanya 600 – 700 ton pwr hari. Artinya, masih ada sampah yang tersisa di masyarakat.
Oleh karena itu,selain perlu teknologi, dia menilai, pengurangan sampah di hulu menjadi hal penting. Program bank sampah di tingkat RT dan RW perlu digencarkan. Dia mendorong optimalisaai peran RT Raw mengoordinir masyarakat untuk pilah sampah.
“Selama ini tidak ada upaya tersistematis adanya pengurangan sampah. Adanya sampah rumah tangga, diangkut, dibuang ke TPA,” ujarnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah