Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, menyoroti degradasi iklim pers dan urgensi regulasi baru. Sementara itu, Komisioner KPI, I Made Sunarsa, menekankan peran lembaganya dalam menangkal disinformasi. Akademisi dari Universitas Multimedia Nusantara, Ignatius Haryanto, juga menegaskan pentingnya media memahami kemauan audiens dan mengikuti perkembangan teknologi.
Sesi kedua membahas relasi media massa dengan teknologi dan platform digital. Wakil Sekjen Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial Indonesia (Korika), Dini Fronitasari, menegaskan bahwa teknologi adalah instrumen yang harus dikendalikan manusia.
Pemimpin Redaksi IDNTimes.com, Zulfiani Lubis, juga menegaskan bahwa kecerdasan buatan bukan produk jurnalistik dan news value tetap menjadi unsur terpenting dalam pemberitaan. Ketua Komite Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Jurnalis Berkualitas, Suprapto Sasro Atmojo, menyoroti perlunya platform digital berkontribusi dalam pelatihan jurnalistik berkualitas.
Era disrupsi menjadi tantangan sekaligus peluang bagi media massa. Untuk bertahan, perusahaan media harus membangun hubungan setara dengan platform digital. Serta berkomitmen pada jurnalisme berkualitas, mendiversifikasi pendapatan, serta mengadopsi teknologi yang tepat. Prinsip-prinsip jurnalisme yang netral, independen, berbasis fakta, dan transparan harus tetap dijunjung tinggi. Hal ini agar media massa dapat kembali menjadi sumber informasi yang terpercaya.
BACA JUGA: Rusak Akibat Longsor, Jembatan Jalur Alternatif Unnes-Undip Perlu Dana Perbaikan Hingga Rp5,4 M
Dengan adanya konvensi ini, harapannya, seluruh pemangku kepentingan dapat bersinergi. Hal ini untuk menghadapi tantangan disrupsi digital dan menciptakan ekosistem media yang lebih kuat dan berkelanjutan. (*)
Editor: Farah Nazila