Hal yang membuat Sukardi begitu terpukul adalah penyesalannya yang tak mendengarkan kata istri dan anaknya.
“Yang bikin saya kecewa, sakit hati, itu kan anak dan istri sudah enggak setuju, tetapi saya nekat. Saya ada kemauan untuk merubah pola baik keluarga, yang namanya bapak itu kan pengin keluarga lebih baik,” sambungnya.
Angsuran Sukardi ke bank capai Rp79 juta per bulan
Sukardi yang merupakan warga Pleburan itu menuturkan mulanya ia tak pernah percaya dengan tawaran bergabung dengan MLM dan sejenisnya.
Ia pun masih tak habis pikir mengapa ia bisa terbuai rayuan marketing Koperasi BLN itu.
“Saya dulu kan kerja di hotel, ketika tempat saya dipakai untuk meeting-kayak gitu [MLM], saya enggak percaya karena ini adalah bohong yang berkepanjangan. Kenapa saya tertarik dengan ini, saya sendiri juga enggak tahu,” terang dia.
BACA JUGA: Komitmen Jadi Mitra Strategis, Bank Jateng Beri Pendampingan 265 Koperasi Desa Merah Putih Wonosobo
Hingga kini, pihak bank pun ia sebut masih kerap menagih utang ke rumahnya.
“Saya angsuran Rp79 juta per bulan, bank kan tidak mau tau dengan kondisi kita ya, uangnya yang sudah di cairkan buat apa, mereka ya enggak mau tau,” pungkasnya. (*)
Editor: Farah Nazila