“Plus kami juga akan membawa satu obstacle baru dan higher/longer launcher untuk jump contest nanti. Obstacle lain kurang lebih masih sama seperti seri kemarin. Kami bawa balok kayu untuk superbowl, double jump, juga speed single jump. Yang tidak ada di trek nanti obstacle tangga, karena memang tidak tersedia di Desa Tegalsari,” tambahnya.
Rider elite nasional siap ikut serta
Sejumlah rider elite nasional telah memastikan keikutsertaan, termasuk M. Abdul Hakim. Downhiller asal Jepara, Jawa Tengah, yang tergabung dalam 76 Rider DH Squad ini menegaskan kesiapannya untuk kembali bersaing di lintasan urban Semarang.
Berada di posisi empat pada 76 IDH Urban 2025 Seri 1 kategori Men Elite, membuat Jambol, sapaan karibnya, harus ekstra fokus dan stamina untuk mengoptimalisasi cadence demi meraih hasil lebih baik.
“Pastinya mempersiapkan fisik dengan baik, mental, dan sepeda juga harus kita perhatikan, mulai dari pemilihan ban sampai setting-an suspensi. Race seri 2 akan saya maksimalkan. Target saya selalu bisa di posisi pertama dan harus optimistis untuk mendapatkan hasil terbaik di setiap balapan,” ujarnya.
BACA JUGA: 76 Indonesian Downhill 2022 Seri 2 Bakal Gunakan Ternadi Bike Park Lintasan Terbaik di Indonesia
Bagi Jambol, lintasan urban memiliki tantangan tersendiri. Atmosfer kota yang ramai, sorakan penonton di sepanjang jalur, serta obstacle khas 76 IDH Urban membuat adrenalin para pebalap sepeda gunung benar-benar diuji.
Pria yang dijuluki “Kuda Hitam” itu juga menilai bahwa persaingan di kelas Men Elite tahun ini sangat ketat.
“Podium selalu berganti-ganti, yang cukup konsisten ada Andy Prayoga, Agung Prio, dan Khoiful Mukhib yang menjuarai 76 IDH Urban Seri 1. Saya sudah 4 kali mengikuti event urban downhill di Semarang, namun setiap event treknya berbeda serta kejutan baru. Tapi saya selalu siap menghadapi bagaimanapun itu lintasannya. Semakin ekstrem pastinya semakin tertantang,” imbuh Juara 76 Indonesian Downhill 2017 kelas Men Elite ini.
Kombinasi kompetisi, sportainment, dan sport tourism
Di lain sisi, 76 IDH Urban berposisi sebagai non-series yang lebih mengedepankan kombinasi kompetisi sengit, sportainment yang mendekatkan olahraga ekstrem ini langsung ke tengah-tengah masyarakat, serta sport tourism. Hal itu berbeda dengan seri 76 Indonesian Downhill (IDH) 2025 yang berstatus points race berlisensi Union Cycliste Internationale (UCI).
Format tersebut menjadikan kompetisi ini unik dan termasuk langka di kancah balap sepeda menantang gravitasi, baik di Indonesia maupun Asia Tenggara.
“Kalau soal prediksi rivalitas seri mendatang, sepertinya akan tetap seru karena memang ini formatnya tetap race, bukan funrace atau funride. Kami tetap menggunakan juri dari PB ISSI dan sistem timing juga. Sehingga catatan waktu terbaik tetap akan dimaksimalkan semua rider di setiap kelasnya. Kami juga memberi hadiah untuk 5 besar masing-masing kelas, harapannya ini menjadi pemicu motivasi para downhiller,” tandas Aditya.
Sebagai informasi, 76 IDH Urban 2025 Seri 2 juga bakal tayang secara langsung via live streaming melalui http://www.76rider.com/live. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi