Ade Armando kemudian memberikan penjelasan lebih lanjut melalui video dalam cuitannya tersebut, menegaskan bahwa kritiknya ia tujukan kepada mahasiswa yang berbicara tentang politik dinasti tanpa pemahaman yang cukup.
BACA JUGA: Jokowi Kentara Dukung Gibran Jadi Cawapres, Eep Saefulloh: Berkhianat pada Bu Mega dan PDIP
“Ikuti pembahasan politik dinasti di DIY jika ingin benar-benar menentangnya,” tegasnya.
Ade Armando menegaskan bahwa tidak masalah jika banyak pihak yang mengkritiknya. Sebab, menurutnya, yang jelas Yogyakarta menerapkan politik dinasti yang sebenarnya.
“Yogyakarta menjadi istimewa karena aturan yang ada. Sultan menjadi gubernur karena keberadaan undang-undang yang mengaturnya. Itulah politik dinasti sejati. Jadi, jika BEM ingin menentang politik dinasti, mereka harus berani mengkritik politik dinasti di DIY,” pungkasnya. (*)