“Jika melihat api kecil, jangan panik dan lari. Api dapat ditangani dalam waktu tiga menit, terutama jika sumbernya kecil,” jelasnya.
Ade juga menegaskan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang pemadaman kebakaran. Baik di dalam kendaraan maupun di bengkel, untuk mencegah terjadinya kebakaran.
“Kami harap pelatihan ini tidak hanya di koridor yang habis kejadian, tapi semua koridor. Kami juga rutin pelatihan serupa ke masyarakat, LPMK, dan sebagainya,” terangnya.
Melihat dokumentasi pemadaman yang dilakukan oleh tim Damkar pada armada Trans Semarang yang terbakar, Ade mengatakan, apar belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Dia menyebut, ada dua apar di dalam armada. Namun, baru satu apar yang digunakan untuk pemadaman.
“Saya lihat foto di pemadaman kemarin, di bus sudah ada apar. Ada dua apar tersedia, yang digunakan hanya yang di depan. Mungkin kepanikan wajar, kami paham. Penting nyawa terselamatkan. Alhamdulillah, nggak ada korban,” tuturnya.
Dia menekankan, keberadaan apar sangat penting. Apar pun memiliki jenis yang beragam. Menurutnya, apar di Trans Semarang pun sudah sesuai.
“Pak supir tahu ada apar, tapi kondektur panik langsung lari. Padahal, APAR untuk pencegahan tiga menit awal supaya tidak meluas,” tambahnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah