“Jangan buru-buru dibunuh. Kalau dibunuh, kita ga tau virus apa yang ada di dalamnya. Berdasarkan hasil pemeriksaan tim dokter hewan di Semarang, kejadian kucing mati beberapa waktu lalu bukan karena rabies,” tuturnya.
Untuk meningkatkan kewaspadaan, warga yang gemar mengonsumsi daging anjing semestinya mengurangi kebiasaan tersebut. Pasalnya, anjing dapat menjadi salah satu sumber penularan virus rabies.
BACA JUGA: Banyak Peliharaan Unik, Begini Keseruan Anjing dan Kucing Saat Beraksi di Semarang Pet Expo
Jika warga menemukan luka pada gigitan atau cakaran anjing dan kucing, Agus juga mengimbau tak perlu panik. Luka cakaran atau gigitan bisa kita hilangkan dengan mencuci di air bersih menggunakan sabun.
“Kalau menemukan potensi rabies, laporkan kepada kami. Kalau ada warga tergigit anjing atau kucing, segera cuci pakai air dan sabun. Untuk gejala rabies bisa lihat dari perilaku anjing yang takut sorotan cahaya, air liurnya berlebihan. Atau bisa lihat dari sikapnya yang agresif. Tentunya itu perlu hasil pemeriksaan dari laboratorium,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi