“Yang sering buang ke situ biasanya orang luar, malam hari biasanya, kadang subuh-subuh habis belanja,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan pernah melihat adanya sampah medis yang sempat orang buang ke lokasi tersebut sebelum kebakaran terjadi. Namun, menurutnya, sampah itu kemudian pihak lain angkut menggunakan mobil.
“Pernah ada plastik-plastik besar berisi sampah medis, tapi sudah orang lain ambil sebelum kejadian. Kalau sampah harian, biasanya buangnya malam hari, jadi kami tidak tahu siapa pelakunya. Tahu-tahu pagi sudah ada tumpukan,” jelas Tari.
Usai meninjau lokasi, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menyebut akan memasang CCTV di sekitar lahan irigasi tersebut agar tidak kembali menjadi tempat pembuangan sampah.
BACA JUGA: Walikota Semarang Beri Bantuan dan Bangun Kembali Rumah Korban Kebakaran di Candisari
Menurutnya, TPS liar kerap menjadi sumber masalah baru, mulai dari pencemaran hingga kebakaran yang membahayakan warga sekitar.
“Malam tadi ada dua, yang satu di TPS liar di Sendangguwo langsung teman-teman DLH eksekusi. Saya minta Kominfo untuk pasang CCTV, dan asisten 1 serta 2 membuat papan larangan di lahan tersebut,” ujarnya saat beritajateng.tv temui di Jalan Palebon Raya pada Rabu, 24 September 2025.
Agustina juga mendorong agar lahan tersebut bisa beralih fungsi menjadi ruang produktif bagi warga setelah pembersihan.
“Saya sampaikan kepada Pak RW dan Pak RT, kalau sudah bersih, lahan ini bisa untuk tempat nongkrong, aktivitas warga, atau tempat parkir. Jadi lebih bermanfaat, bukan jadi tempat buang sampah,” pungkasnya.
Selain di Sendangguwo, kebakaran juga terjadi di wilayah Palebon. Wali Kota memastikan aparat terkait bersama kepolisian melakukan penelusuran lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi