“Kota Lama Semarang menempati posisi pertama sebagai daya tarik wisata dengan kunjungan tertinggi, yaitu 2,97 juta wisatawan. Kawasan heritage ini jadi magnet utama berkat keunikan arsitektur kolonial yang Instagramable, banyaknya event budaya dan festival kreatif,” tutur Deta.
BACA JUGA: SIBARISTA Dorong Marketer Pariwisata Semarang Gali Potensi Destinasi Baru
Tak hanya itu, kata Deta, transportasi yang mudah publik akses hingga kawasan yang ramah pejalan kaki menyumbang tren penambahan wisatawan di Kota Lama Semarang.
“Kota Lama punya konektivitas transportasi yang sangat mudah dan pengembangan kawasan yang semakin nyaman untuk pejalan kaki,” sambungnya.
Tren wisata 2025: “short escape” namun bisa beri foto estetik
Lebih jauh, Deta menyebut lonjakan wisatawan di Kota Lama Semarang tak jauh dari tren city tourism dan heritage experiences yang menurutnya jadi kiblat wisata saat ini.
“Pola kunjungan ini sangat dipengaruhi oleh tren wisatawan tahun 2025, yang menunjukkan kecenderungan pada City Tourism dan Heritage Experience,” ujarnya.
“Seperti destinasi kota yang menawarkan spot foto estetik, ruang publik yang nyaman,event kreatif sepanjang tahun seperti Festival Kota Lama Semarang. Itu terbukti menjadi favorit terutama generasi muda,” sambung Deta.
Tak hanya itu, Deta juga menyoroti gaya wisata “short escape” hingga digital exposure wisatawan saat ini.
“Pergerakan wisatawan nusantara kini lebih sering, lebih pendek, dan berbasis minat. Destinasi yang bisa dikunjungi dalam 1–2 hari menjadi lebih ramai, misalnya Kota Lama Semarang,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













