SEMARANG, beritajateng.tv – Jika biasanya upaya pelestarian budaya berlangsung di gedung kesenian, berbeda dengan yang terjadi pada Festival Dalang Anak, Kamis, 14 Desember 2023 ini. Untuk pertama kalinya, Prodi PGSD Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) menginisiasi penyelenggaraan lomba dalang cilik tingkat kota.
Bertempat di Balairung UPGRIS, Jalan Lontar, Kota Semarang, sejumlah 30 pedalang cilik mengikuti Festival Dalang Anak untuk mengenalkan seni tradisional dan melestarikan budaya Jawa.
Ketua Panitia sekaligus Dosen PGSD UPGRIS, Riris Setyo Sundari, menjelaskan, kegiatan festival dalang ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional, Hari Guru, hingga Hari Gamelan.
Menggandeng Sanggar Ponokawan, Bank Jateng, dan Pemkot Semarang, pihaknya ingin mengenalkan wayang sebagai seni tradisi sekaligus untuk memupuk jatidiri generasi muda.
“Yang membedakan ini dengan festival lainnya, setahu saya ini adalah festival dalang pertama yang penyelenggaraannya ada di kampus, karena memang cukup complicated untuk membuat event semacam ini,” katanya kepada beritajateng.tv, di sela kegiatan.
Riris menambahkan, masing-masing peserta diberi waktu 45 hingga 60 menit untuk membawakan satu lakon. Sementara untuk penilaian meliputi ontowecono atau bagaimana peserta membunyikan dan memerankan karakter tokoh, ‘sabetan‘ atau cara peserta memainkan wayang, dan juga ‘suluk’ atau cara peserta dalam membunyikan tembang-tembang di dalam pagelaran wayang.
Adapun peserta terdiri dari siswa SD dan SMP di Kota Semarang, dengan peserta paling muda berusia 6 tahun.
Selain gelar Festival Dalang Anak, UPGRIS juga masukkan unsur wayang dalam media pembelajaran
Lebih lanjut, Riris menuturkan bahwa langkah UPGRIS dalam memberikan perhatian kepada seni wayang dan dalang selain melalui festival ini adalah dengan memasukkan unsur wayang ke dalam pembelajaran.