Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Lewat Program Speling, Pemprov Jateng Tekan Kasus TBC dan Kanker Serviks

×

Lewat Program Speling, Pemprov Jateng Tekan Kasus TBC dan Kanker Serviks

Sebarkan artikel ini
ahmad luthfi
Gubernur Ahmad Luthfi meninjau langsung program Dokter Spesialis Keliling (Speling). (Pemprov Jateng)

“Saya periksa IVA test. Saya cek deteksi dini kanker leher rahim,” kata dia.

Keuntungan warga gunakan Speling

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengatakan, ada dua keuntungan yang warga peroleh dengan memanfaatkan program Speling. Pertama, jarak balai desa yang dekat dengan tempat tinggal, sehingga lebih irit waktu. Kedua, cukup bawa KTP, maka layanan kesehatan gratis bisa langsung terlaksana.

Dengan dukungan dokter spesialis dari tujuh rumah sakit milik provinsi, Dinas Kesehatan, dan rumah sakit swasta, maka warga tidak harus pergi ke Puskesmas atau rumah sakit yang jaraknya bisa jadi jauh dari rumah.

“Sudah 2 juta (orang) lebih. Ini terbesar se-Indonesia, bahkan Menteri Kesehatan mengapresiasi kegiatan kita. Ini untuk menunjang program pemeriksaan kesehatan gratis, sebagaimana perintah Presiden,” kata Ahmad Luthfi, usai mengecek pelaksanaan Program Speling di Kantor Desa Sampetan, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali pertengahan Mei lalu.

Tujuh rumah sakit pemerintah yang ia maksudkan adalah RSUD Prof Dr Margono mengampu wilayah karesidenan Banyumas dan Kedu, RSUD dr Moewardi karesidenan Solo, RSUD dr Adhyatma karesidenan Semarang, RSUD dr Rehatta karesidenan Pati, RSJD dr Amino Gondohutomo karesidenan Pekalongan, RSJD dr Arif Zainuddin karesidenan Kedu dan RSJD dr Soedjarwadi mengampu wilayah karesidenan Kedu dan Surakarta.

BACA JUGA: Aksi Damai, Driver Ojol Semarang Bawa Poster Minta Tolong KDM di Depan Kantor Ahmad Luthfi

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yunita Dyah Suminar mengatakan, untuk menangani TBC di Jateng, langkah pertama yang ditempuh adalah menemukan penderita terlebih dahulu. Maka layanan Speling ini menjadi salah satu ujung tombak keberhasilan menekan angka TBC di Jateng.

Menurutnya, Treatment Success Rate (TSR) atau peluang sembuh penderita TBC besar setelah perawatan rutin, yakni 9 orang dari 10 orang.

“Harus ditemukan dulu kasus TBC ini. Kemudian keluarga atau orang yang di sekelilingnya juga dicek. Dari satu orang yang sakit, tracing-nya minimal delapan orang. Dari situ akan ketahuan, tertular atau tidak,” jelasnya. (*)

Editor: Farah Nazila

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan