Zulkarmin menyadari, waktu berbuka puasa sangat singkat yaitu sekitar 1 sampai 1.5 jam saja. Oleh karenanya, di rentang waktu itulah para juru masak hotel harus benar-benar all out melayani tamu.
Mulai dari memasak, menyajikan, hingga merapikan piring dan gelas. Meski begitu, ia mengaku sangat menyukai segala kesibukan dapur saat bulan Ramadhan ini.
“Begitu memasak, waktu buka puasa selesai itu makanan habis, ini yang disuka, kalau makanan kita cepet abis kita sebagai seorang chef itu merasa bangga,” katanya.
Tak pulang saat lebaran
Selain menunda waktu berbuka puasa, chef hotel juga menjadi salah satu profesi yang tidak libur saat lebaran nantinya. Zulkarmin mengaku terbiasa tidak bisa menikmati momen lebaran bersama keluarga.
BACA JUGA: Minggu Kedua Ramadhan, Minat Bukber Hotel di Semarang Meningkat Karena Ini
Sebagai chef ‘in house’ hotel, ia tinggal sehari-hari di kamar hotel. Segala aktivitas ia lakukan di hotel. Ia sendiri telah menggeluti profesi ini selama lebih dari 30 tahun.
“Ini risikonya kerja di bidang hospitality, orang lain liburan kita melayani orang liburan. Lebaran, tahun baru, itu malah ramai-ramainya, apalagi kita di produk,” ucap Zulkarmin. (*)
Editor: Farah Nazila