”Tugas saya adalah bagaimana atlet yang kecil badannya, tapi tampil wow di arena,” tambah peraih emas nomor taijiquan Kejuaraan Dunia di Jakarta 2015 dan Kazan 2017, serta Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang.
Ketika berdiskusi soal potensi atlet taiji Jateng ”berbicara” di PON 2024? Lindswell menyebut, setiap atlet memiliki peluang yang sama untuk menjadi terbaik, asalkan memiliki mental yang sangat kuat, dan bisa mengalahkan diri sendiri.
”Ketika saya masih junior dulu, saya belajar dari atlet Malaysia dan Jepang. Mereka bisa begitu memesona dan juara, karena aura kepercayaan diri begitu menyala, dan memancarkan kecantikan di arena. Ini yang saya tanamkan kepada atlet Jateng,” tandasnya.
Datangkan Legenda Wushu, Lindswell Kwok
Sementara itu, Ketua Harian Pengprov WI Jateng Sudarsono menaruh harapan agar wushu Jateng berkibar di PON 2024 oleh dua nomor yaitu sanda (pertarungan) dan taolu.
”Makanya dengan segala daya upaya, Pengprov WI banting tulang, banting segala macam, termasuk langkah-langkah yang tak ada dalam teori pembinaan olahraga kami tempuh, agar nomor taolu memberikan kontribusi di PON. Caranya kami datangkan legenda wushu Tanah Air, yaitu Lindswell untuk menjadi konsultan pelatih taiji,” bebernya.
Jateng pernah meraih era keemasan ketika di PON XV/Surabaya tahun 2000 yang bisa membawa pulang empat medali emas.
”Yang jelas, kami memaknai kompetisi PON tidak secara chauvinisme, sempit, menghalalkan segala cara. Tapi inilah ikhtiar kami, daya upaya yang kami lakukan agar nomor taolu mampu bersaing di PON nanti,” tambah Wakil Ketua Umum V KONI Jateng itu. (*).
Editor: Andi Naga Wulan.