Selain itu, concern dunia keuangan saat ini juga mengarah pada tren green economy (ekonomi hijau) untuk dapat beradaptasi pada perubahan iklim.
“Inovasi green economy ini salah satunya dapat dikembangkan oleh dunia akademis khususnya yang memiliki latar belakang teknologi. Dengan semakin masifnya teknologi yang berkaitan dengan ekonomi hijau, diharapkan ekonomi dalam jangka panjang juga akan mampu tumbuh secara berkelanjutan,” ujar Purbaya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor ITB Prof Reini menyambut positif adanya kerja sama ini. Menurutnya, kolaborasi ini dapat memberikan pengaruh yang signifikan. Tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih sehat.
Salah satu proyeksi kerja sama yakni program pembiayaan penelitian dosen. Program tersebut tentu dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian, peningkatan publikasi ilmiah, mendukung inovasi, hingga meningkatkan daya saing bangsa di kancah internasional.
“Harapannya para dosen ini juga akan menjadi full talent dalam mendukung Gerakan Indonesia Emas 2024. Selain itu, berkontribusi pada kemajuan bangsa,” ujar Prof Reini.
Adapun nota kesepahaman ini telah terencana sejak awal tahun dan terealisasi sekarang. Nota kesepahaman ini juga merupakan contoh bentuk sinergi yang baik antara regulator dengan dunia akademis.
Regulator perlu mendapat masukan-masukan dari pihak kampus supaya kebijakannya dapat selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Selain itu, regulator akan memberikan panduan bagi kegiatan akademis supaya tetap sesuai kebutuhan industri dan masyarakat. (*).
Editor: Andi Naga Wulan.