Jateng

Luncurkan Pasar Srawung, Panti Mardi Utomo Semarang Ajari Warga Binaan Berdagang dan Berdaya

×

Luncurkan Pasar Srawung, Panti Mardi Utomo Semarang Ajari Warga Binaan Berdagang dan Berdaya

Sebarkan artikel ini
Kegiatan Perdana Pasar Srawung Minggu Kliwon di halaman Panti Pelayanan Sosial Pengemis, Gelandangan, dan Orang Terlantar (PGOT) Mardi Utomo Kota Semarang, Minggu, 27 Juli 2025. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Panti Pelayanan Sosial Pengemis, Gelandangan, dan Orang Terlantar (PGOT) Mardi Utomo Semarang resmi meluncurkan program Pasar Srawung Minggu Kliwon pada Minggu, 27 Juli 2025.

Adapun kegiatan itu berlangsung sebagai bentuk ruang pemberdayaan sosial, pelatihan ekonomi, hingga menciptakan interaksi antara warga binaan dengan masyarakat umum.

Pasar digelar di halaman panti sejak pukul 06.00 WIB dan diikuti oleh 17 stan. Sebanyak 11 di antaranya berasal dari pelaku UMKM sekitar.

Sementara itu, stan lainnya yang mengisi ialah warga binaan atau Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) dengan berbagai produk hasil pelatihan keterampilan, seperti makanan olahan, hasil kebun, dan kerajinan tangan.

BACA JUGA: Dinas Sosial Kabupaten Semarang Kini Miliki Rumah Singgah, Bisa Tampung Lansia, Difabel, hingga ODGJ

“Pertama, untuk pengembangan keterampilan internal. penerima manfaat kami memiliki keahlian di bidang tata boga, menjahit, perkebunan, perikanan, hingga komposting. Melalui pasar ini, mereka belajar cara berdagang, mengelola modal dan keuntungan,” ungkap Kepala Panti PGOT Mardi Utomo Elliya Chariroh saat dijumpai langsung di halaman panti.

Tak hanya itu, tutur Elliya, kegiatan ini juga sebagai bentuk pembinaan lingkungan, khususnya para pelaku UMKM di sekitar Panti.

“Kami juga menggandeng UMKM di sekitar panti agar bisa ikut terlibat. Harapannya terbangun rasa kebersamaan dan guyub,” katanya.

Bentuk warga binaan agar bisa mandiri pangan

Lebih lanjut, Elliya menuturkan pasar tersebut juga menjadi sarana edukasi ketahanan pangan. Produk hasil kebun seperti kangkung dan kacang panjang turut dijual, meski beberapa hasil tanaman masih menunggu masa panen.

“Yang keempat adalah agar warga binaan semakin berdaya dan siap kembali ke masyarakat. Dengan kegiatan seperti ini, mereka bisa belajar mandiri secara ekonomi,” sambung Elliya.

Kata Elliya, Pasar Srawung Minggu Kliwon rencanananya akan berlangsung rutin setiap 35 hari sekali, bertepatan dengan hari Minggu Kliwon dalam kalender Jawa.

Pelaksanaan perdana ini sekaligus menjadi pembuka untuk agenda berkelanjutan ke depannya. Selama ini, tutur dia, hasil usaha warga binaan dikumpulkan secara berkelompok dan digunakan sebagai bahan latihan pengelolaan keuangan sederhana.

“Dari hasil penjualan, mereka bisa belajar tentang modal, keuntungan, dan perhitungan usaha. Bahkan ada yang mulai bisa memutar modal sendiri,” ujarnya.

BACA JUGA: Badan Penuh Tato, Agus Sutikno “Pendeta Jalanan” Tulus Abdikan Diri Untuk Sesama

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan