Program makanan bergizi yang menjadi pendidikan karakter
Disiplin muncul dari keteraturan dalam jadwal makan, tanggung jawab dari menjaga kebersihan, dan solidaritas dari kebiasaan antre. Semua itu, menurut Fajar, adalah pelajaran karakter yang tak tertulis di buku pelajaran.
Menariknya, Fajar juga menerima pesan langsung dari para siswa agar program ini terus berlanjut.
“Mereka semua kompak tidak setuju jika program ini dihentikan. Artinya, mereka merasakan manfaat langsungnya dan merasa dihargai oleh negara,” ungkapnya.
Dalam konteks ini, program makan bergizi gratis justru menjadi simbol perhatian negara terhadap kualitas hidup dan mentalitas generasi muda. Tak hanya sebagai kebijakan sosial, tapi sebagai investasi karakter.
Program pemerintah ini menandai paradigma baru bahwa pendidikan karakter tak hanya datang dari kurikulum, tetapi bisa muncul dari praktik sehari-hari yang konsisten. Lewat makan siang bergizi yang terencana dan sistematis, siswa dikenalkan pada nilai-nilai hidup yang esensial.
“Syukuri makanannya dengan cara belajar lebih baik. Itu bentuk tanggung jawab moral yang sederhana tapi mendalam. Kami ingin anak-anak bukan hanya cerdas, tapi juga punya jiwa positif,” tutup Fajar.
BACA JUGA: Viral Murid Temukan Ulat Buah di Paket Makan Bergizi Gratis SMPN 1 Semarang: Salake Mambu
Dengan segala dinamika dan respons positif yang diterima, program makan bergizi kini menjadi lebih dari sekadar kebijakan pemenuhan gizi, tapi juga menjadi fondasi pembangunan karakter bangsa dari sekolah. (*)
Editor: Farah Nazila