“Dukungan orang tua dan guru sangat luar biasa, ternyata orang tua milenial saat ini sudah sadar bahkan mereka sangat paham bahwa kegiatan positif akan membuat anak-anak semakin cerdas dan juga memaksimalkan talenta anak-anak,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu peserta didik Sanggar Seni Mardayu, Natasya Aurelia Putri mengaku memutuskan bergabung dengan sanggar seni ialah sebagai salah satu menghargai kebudayaan Jawa. Apalagi, sebagai generasi Z ia tak mau melupakan kebudayaan nenek moyangnya begitu saja.
BACA JUGA: Seni Karawitan jadi Daya Tarik di Desa Wisata Lerep
“Karena menurut saya budaya Jawa berbeda dengan yang lain, dan yang pasti saya juga ingin ikut serta dalam melestarikan budaya Jawa tersebut,” ucap siswa SMK Negeri 2 Semarang jurusan Rekayasa Perangkat Lunak tersebut.
Aurelia sapaan akrabnya itu telah berkecimpung di dunia karawitan sejak tahun 2020 silam. Selain itu, ia juga turut bergabung dengan Sanggar Tari Sekar Kemuning untuk belajar menari.
Ia pun berharap, pemerintah maupun instansi terkait lebih sering menyelenggarakan kegiatan-kegiatan apresiasi budaya. Salah satunya untuk mendekatkan budaya terhadap generasi muda seusianya.
“Emang dari SD, sejak kecil sudah menyukai kesenian Jawa. Karawitan itu seni Jawa yang bener-benar istimewa. Selain itu juga tari, mereka selalu mengggunakan hati di setiap prosesnya jadi nggak yang asal,” imbuhnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi