SEMARANG, beritajateng.tv – Tanjakan Silayur di Jalan Prof. Hamka, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, kembali menjadi sorotan.
Jalur dengan kontur curam dan elevasi tinggi ini kerap terjadi insiden kecelakaan lalu lintas, terutama yang melibatkan truk dan kendaraan berat.
Dalam beberapa tahun terakhir, kawasan tersebut terkenal sebagai salah satu titik rawan kecelakaan. Beban kendaraan yang berat, kondisi jalan menanjak panjang, serta faktor teknis kendaraan sering kali menjadi kombinasi berbahaya, terutama bagi armada angkutan barang.
Penjabat Sekretaris Daerah Kota Semarang, Budi Prakosa, menilai bahwa persoalan keselamatan di Tanjakan Silayur tidak bisa hanya selesai dengan pendekatan fisik semata.
Menurutnya, pengaturan manajemen lalu lintas menjadi langkah awal yang paling realistis untuk menekan risiko kecelakaan.
BACA JUGA: Hadapi Libur Nataru, Pemkot Semarang Fokus Transportasi, BBM, dan Cuaca Ekstrem
Budi menjelaskan, jalur dengan karakteristik tanjakan panjang dan curam tidak hanya terdapat di Silayur.
Beberapa ruas lain seperti kawasan Gombel dan Banyumanik yang merupakan jalur nasional juga memiliki kondisi serupa. Karena itu, perlu pengelolaan lalu lintas yang terukur dan menyeluruh.
Salah satu pendekatan yang sedang dikaji adalah pengaturan waktu operasional kendaraan berat. Dengan manajemen waktu yang tepat, pergerakan armada dapat di arahkan pada jam-jam dengan tingkat risiko paling rendah, sehingga potensi kecelakaan dapat di tekan.
Selain pengaturan waktu, pengawasan terhadap kelayakan kendaraan juga menjadi perhatian utama.













