SEMARANG, beritajateng.tv – Menanggapi temuan 212 merek beras diduga oplosan oleh Kementerian Pertanian RI (Kementan) belum lama ini, Dinas Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah menyatakan belum menemukan adanya peredaran beras oplosan di Jateng.
Sebagai informasi, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap sebanyak 86 persen dari 212 merek itu mencantumkan label palsu atau tidak sesuai dengan produk yang dikemas.
Modus beras oplosan tersebut antara lain menyulap beras biasa menjadi beras premium atau medium serta mencantumkan berat yang tidak sesuai.
Merespons maraknya peredaran beras oplosan, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jateng, Sucahyo, mengaku pihaknya belum menemukan indikasi tersebut di pasar tradisional.
BACA JUGA: Akui Tak Ada Temuan Beras Oplosan di Jateng, Ketua DPRD Sumanto Akan Cek ke Lapangan
“Hasil pemantauan setelah kami konfirmasi ke teman-teman itu tidak ada ya, belum ada temuan [beras oplosan] itu. Kami lakukan pantauan di pasar-pasar, tidak tahu kalau di luar pasar tersebut,” ungkap Sucahyo saat dijumpai langsung di kantornya, Selasa, 15 Juli 2025.
Perihal kemungkinan peredaran beras oplosan di luar pasar tradisional, seperti supermarket dan toko retail lainnya, Sucahyo akan menerjukan tim untuk memantau kelayakan beras yang beredar.
“Tentunya nanti kami akan turunkan tim, teman-teman kami, khususnya di bidang standarisasi dan perlindungan konsumen, itu nanti akan turun ke lapangan,” tegas Sucahyono.
Akui tak pernah temukan kasus beras oplosan di Jateng
Lebih lanjut, Sucahyo mengaku selama ini pihaknya belum pernah menemukan adanya beras oplosan di Jateng.
Kendati begitu, ia tetap meminta pemerintah daerah melalui dinas perdagangan masing-masing untuk memperketat pengawasan, utamanya beras yang penjualannya berada di ritel modern maupun supermarket.
“KiKamita tetap minta kepada dinas kabupaten/kota untuk melakukan pemantauan ya,” tegasnya.
BACA JUGA: Waspada Beras Oplosan! Ada 212 Merek Tak Sesuai Standar
Tak hanya itu, Sucahyo pun meminta masyarakat tetap tenang dan tidak melakukan panic buying. Ia juga meminta warga agar waspada ketika membeli beras.
“Kami sangat mengimbau kepada masyarakat Jateng ya, tidak perlu panic buying dengan euforia tren [dugaan beras oplosan] ini. Yang jelas dari pemerintah akan berupaya, karena sebetulnya tidak [ada temuan beras oplosan]. Apabila terjadi, itu hanya oknum,” pungkasnya.
Berdasarkan data Disperindag Jateng, harga beras medium rata-rata terus naik, dari Rp13.329 per kilogram pada 7 Juli 2025, kini menjadi Rp13.366 per kilogram pada 14 Juli 20025. Sementara beras premium tercatat Rp15.132 per kilogram.