Ia menambahkan, sebagian besar kasus bisa tercegah jika komunikasi antara sekolah dan orang tua berjalan baik.
Pendampingan dan asesmen psikologis untuk korban penculikan dan kekerasan anak
Selain aspek pencegahan, Dinas Pendidikan juga memastikan bahwa korban penculikan dan kekerasan anak mendapatkan pendampingan secara menyeluruh.
Bambang menyebut penanganan berlangsung terpadu bersama beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), serta Rumah Duka Revolusi Mental (RDRM).
“Kami berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, DP3A, dan tim RDRM untuk melakukan asesmen kepada korban agar bisa pulih secara psikologis,” ujarnya.
BACA JUGA: Penculik Siswi SDN Bulu Lor Semarang Terlaporkan Polisi, Zainal Petir: Ngakunya Buat Tugas Biologi
Menurut Bambang, strategi utama ke depan bukan hanya reaksi terhadap kasus yang sudah terjadi, melainkan pencegahan berbasis komunitas sekolah.
Langkah tersebut melibatkan peran aktif guru, komite sekolah, dan orang tua agar siswa merasa aman di lingkungan pendidikan.
“Kami ingin semua pihak ambil bagian. Guru dan orang tua harus jadi garda depan untuk memastikan anak-anak terlindungi dari ancaman penculikan dan kekerasan,” tegasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi