“Ekonomi sangat luas dan melebar, dan semua pakai teknologi. Ujung-ujungnya di komunikasi. Komunikasi pakai bahasa sehingga bahasa lisan harus di kuasai. Semoga lancar dan sukses,” tutur Sutrisno.
Referensi Baru Untuk Belajar Bahasa Jepang
Bambang Pramusinto mengapresiasi berdirinya KAYO.id. Menambah referensi baru anak-anak belajar bahasa Jepang di Kota Semarang dengan baik dan benar, lebih praktis dan efektif.
“Kelembagaan ini menunjukkan kita untuk belajar bahasa secara baik, dan punya ruang untuk mengaktualisasikan kemampuannya. Harapan kami memberi ruang juga buat anak-anak kita yang akan melanjutkan studi ke Jepang, atau bekerja di Jepang. Terjadi symbiosis mutualisme dan semua tumbuh bersama dengan baik,” papar Bambang.
Founder KAYO.id lainnya yakni Adhitya Yogatama dan Christian Chandra menjelaskan, KAYO.id adalah ruang kolaboratif. Menjalin komunikasi dengan berbagai pihak seperti The Japan Foundation Jakarta, komunitas pecinta Jepang di Semarang, hingga komunitas warga Jepang di Semarang.
Sementara, mitra di negara Jepang diantaranya Wakayama College of Global Business, Wakayama Kokusai Koryu Shinkokai, Nihongo Center dan Manabi. Karakter Kana dan Yoshi sebagai simbol KAYO.id diciptakan sebagai daya tarik tersendiri bagi anak-anak .
“Di dukung tim pengajar profesional, kami menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan namun berorientasi pada kompetensi global,” tandas Adhitya.
“Kami membangun sistem pembelajaran yang interaktif dan mudah di akses, di dukung teknologi serta pendekatan digital yang menarik untuk generasi muda,” pungkas Chandra. (*)
Editor: Elly Amaliyah