SEMARANG, beritajateng.tv – Kendati dibuka SPMB SMA/SMK jalur afirmasi gelombang II, mayoritas calon murid baru (CMB) target afirmasi di Kabupaten Semarang telah terdaftar di sekolah swasta non kemitraan.
Sebagian target afirmasi bahkan juga telah memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya dan memilih untuk mencari pekerjaan, setelah tidak lolos pada pendaftaran gelombang I.
Fakta ini terungkap dari hasil home visit serta interview langsung sekolah kemitraan di Kabupaten Semarang dengan para CMB maupun orang tua target afirmasi yang ada di lingkungannya.
Kepala SMK Al Mina, Nikma Lailatul Qodariyati mengungkapkan, hal ini tidak lepas dari informasi yang mendadak dan waktunya yang sangat terbatas.
Yakni seminggu sebelum pelaksanaan SPMB Jawa Tengah 2025 dimulai. “Sehingga, di awal pelaksanaan banyak kendala, terutama di sistem,” jelasnya melalui sambungan telepon, Senin, 7 Juli 2025.
BACA JUGA: Ada 222 SD Negeri Belum Penuhi Kuota, SPMB Gelombang 2 Kota Semarang Buka Hari Ini
Faktornya, lanjut Nikma, target afirmasi untuk keluarga miskin kategori DTKS P1 P2 dan P3 mayoritas, secara SDM, kurang paham dengan adanya sistem dalam SPMB.
“Karena mereka adalah masyarakat lapisan bawah yang selama ini jarang dan bahkan tidak pernah berinteraksi dengan sistem karena memang belum paham,” lanjutnya.
Pemberlakuan ferval data anak-anak
Di sisi lain, kata Nikma, di tingkat desa sendiri prosesnya harus dilakukan ferifikasi dan validasi (ferval) data anak-anak target afirmasi tersebut supaya muncul statusnya.
Walaupun pihak desa juga sudah diberi edaran, tetapi tidak tahu anak mana saja yang perlu diferval. Sehingga,
yang terjadi desa menunggu anak-anaknya datang ke kantor desa untuk diferval.
Sementara anak- anak target afirmasi juga tidak tahu kalau mereka harus datang ke desa untuk dilakukan ferval. Hal ini menjadi kendala di gelombang I SPMB jalur afirmasi.
Sehingga banyak sekali anak yang sudah mendaftar, punya akun tetapi pada saat pendaftaran pilihan hak afirmasinya tidak muncul. Karena belum verval dari desa untuk DTKS Dinas Sosial-nya.
“Yang terjadi di lapangan seperti itu. Sehingga dari kuota 36 sekolah kemitraan gelombang I di SMK Al Mina Bandungan baru lolos 10 CMB,” jelasnya.
Kemudian, lanjut Nikma, berdasarkan data di Pemprov Jawa Tengah masih ada kekosongan sekitar 31 ribu CMB yang sudah punya akun.
Mereka dari kategori afirmasi yang masih bisa di tampung. Maka berlangsunglah pembukaan SPMB tahap II dan di Kabupaten Semarang masih ada 114 target afirmasi yang bisa di tampung.
“Dari data ini, kami diminta menghubungi anak- anak tersebut untuk memastikan bahwa mereka tidak terdaftar di SMA/SMK negeri untuk bisa ditampung di sekolah kemitraan.
Terkait hal ini, suratnya baru di sampaikan per hari Jumat. Kemudian hari Sabtu sore datanya baru keluar dan hari Minggu harus bergerak untuk menghubungi para target afirmasi tersebut.