“Nembe dahar nopo mbah? (Sedang makan apa Mbah),” tanya Mbak Ita mengawali pembicaraan.
“Niki,” jawab Mbah Saji singkat dengan memperlihatkan sepiring makanannya.
Saat melihat isi piring sarapan Mbah Saji, Walikota Semarang tersebut merasa salut. Memang makanan itu belum sempat Mbah Saji makan karena masih menikmati minuman teh hangat di dalam cangkir besarnya.
“Nah, ini bener, karbohidrat tidak melulu soal nasi. Bisa dengan makanan pendamping beras. Ini Mbah Saji contohnya, isi piring beliau ada sedikit nasi dengan makanan pendampingnya ubi, sayur, dan tahu goreng,” kata Mbak Ita.
Konsumsi Makanan Pendamping Beras
Menurutnya, meski sudah kebiasaan sejak dulu makan sedikit nasi dengan lauk sayur. Mbah Saji sangat peduli dan secara tidak langsung sudah mengimplementasikan makanan pendamping beras.
“Isi piringnya ada singkong, nasi sedikit, sayur dan tahu goreng. Sehingga memperlihatkan bahwa Mbah Saji sudah mengimplementasikan makanan sehat pendamping beras sejak dulu,” katanya.
Sesuai instruksi Presiden dan Mendagri, saat ini ada 22 negara eksportir yang sudah menyetop impor ke negara Indonesia. Sehingga hal ini jadi salah satu penyebab harga beras naik.
Untuk menyiasati kenaikan harga beras, maka pemerintah menganjurkan untuk mengganti karbohidrat yang selama ini memenuhi nasi. Dan bisa kita ganti makanan pendamping lainnya atau melakukan diversifikasi.
Untuk itu, lanjut Mbak Ita, apa yang Mbah Saji konsumsi ini merupakan implementasi makanan pendamping beras.
“Beliau bahkan masih sehat hingga usianya 90 tahun. Ini sebagai contoh bahwa di Mijen ada warga yang sudah mengimplementasikan makan makanan pendamping beras seperti Mbah Saji,” katanya.(*)
Editor: Elly Amaliyah