Mbak Ita mengatakan, dengan didapuknya menjadi anggota BPH, menjadi bagian dari kolaborasi bersama.
“Tentu amanah ini tidak akan saya sia-siakan, justru bagaimana kita ini jadi contoh, rolemodel. Untuk kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan, dunia kesehatan. Dengan anak-anak generasi milenial, generasi muda yang menjadi harapan bangsa. Insya-Allah saya siap dan akan belajar dari tokoh-tokoh yang masuk dalam Badan Pembina Harian tersebut,” kata Mbak Ita.
Menurut dia, Badan Pembina Harian ini terdiri dari tokoh agama, tokoh pendidikan, pengusaha, dan pemerintah yang harapannya bisa saling melengkapi.
“Dengan kolaborasi ini, harapannya masa depan yang lebih gemilang untuk Unimus, dan menjadikan lebih maju dan lebih hebat,” harapnya.
Mbak Ita menambahkan bahwa ia seorang yang suka belajar. Tak cepat puas terhadap ilmu yang ia terima. Oleh karena itu, ia siap berbagi ilmu di Unimus.
“Kebetulan saya suka belajar. Saya bukan orang yang pintar sekali, tidak. Tadi di ajak Pak Jumai keliling, dan di ajak ngajar, saya siap. Saya justru suka belajar, belajar dan belajar. Ilmu itu dinamis, tidak statis. Setiap kali bisa berbeda. Contoh, di dunia kesehatan, enggak sampai satu tahun, mungkin enam bulan teknologi berubah. Apalagi kalau yang ala Jepang, itu pasti metodenya ada terus dan ada baru,” terang dia.
Mbak Ita berharap Unimus bisa go internasional. Pihaknya siap memfasilitasi Unimus jika memerlukan bantuan untuk menjadikan kampus terus berkembang. (*)
Editor: Elly Amaliyah