“Jadi pada tahun 2022 kemarin Presiden selalu mengingatkan bahwa tahun 2023 ini bisa terjadi krisis pangan dan krisis energi. Demikian pula akan terjadi resesi global, tapi semoga di Kota Semarang tidak terjadi,” terang Ita.
“Nah sekarang PR nya adalah bagaimana kita tinggal menggerakkan anak-anak karena anak pasti senang berinteraksi bareng, karena juga bisa menggerakkan orang tua. Kalau anak-anak ini bisa diajak serta melakukan kegiatan pasti akan nular ke bapak ibunya. Buktinya, pada saat saya acara di beberapa SD, SMP, SMA itu di dalam komite orang tuanya ada kegiatan dan mengikuti masak, ikut panen, kemudian juga membuat bazaar. Hal ini yang kemudian bisa memberikan pendidikan karakter kepada anak didik kita semua,” pungkasnya.
Ita berharap dengan melihat potensi yang dimiliki oleh program tersebut maka dapat diperkirakan program tersebut cukup membantu dalam keefektifan menjaga energi dan ketahanan pangan khususnya di kota Semarang. (Ak/El)