Dengan inovasi-inovasi yang luar biasa, kata dia, harapannya bisa menyasar faktor-faktor yang sensitif. Dalam rangka untuk menurunkan stunting maupun mempercepat kualitas SDM menuju Indonesia Emas 2045.
“Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2023 mungkin di mata bupati dan wali kota masih kurang pas karena penurunan (angka stuntingnya-Red) kecil. Tetapi di bawah pimpinan Menko PMK di bawah Wapres kita melakukan pengukuran serentak yang InsyaAllah berakhir pada akhir Juni ini,” jelasnya.
“Ini contoh saja, Jawa Tengah sudah mencapai 98 persen dan Kota Semarang sudah mencapai 99 persen, ini juga luar biasa. Itu juga karena bu Wali harus menerima penghargaan dari PBB atas penurunan stunting. Kalau gak di tinggal mungkin sudah 100 persen,” tutur Hasto.
Jadi Penyemangat Untuk Zero Stunting
Menjadi satu kebanggan, lanjutnya, karena Walikota Semarang tidak hanya meraih penghargaan Manggala Karya Kencana. Tapi juga penghargaan dari United Nations atau PBB.
“Ini juga kebanggaan kita, tidak hanya mendapatkan penghargaan pada hari ini tapi juga penghargaan dari PBB. Untuk itu kami mengucapkan selamat untuk ibu Wali,” sebutnya.
Sementara itu, Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku sangat bersyukur kota Semarang kembali meraih penghargaan.
“Alhamdulillah untuk ke sekian kalinya Pemerintah Kota Semarang mendapatkan penghargaan. Penghargaan Manggala Karya Kencana ini bisa menjadi penyemangat. Untuk bagaimana stunting di Ibu kota Jawa Tengah bisa semakin turun bahkan zero stunting,” ujar Mbak Ita.
Tentunya, lanjut dia, upaya untuk menekan angka stunting akan terus bergulir. Karena intervensi tidak hanya dilakukan pada anak, tetapi sang ibu, ibu hamil, remaja putri, calon pengantin bahkan keluarga juga harus mendapat perhatian.
“Sekali lagi kami matur nuwun, dengan segala upaya Pemerintah Kota Semarang, stakeholder, instansi vertikal dan juga masyarakat. Kota Semarang bisa mendapatkan anugerah Manggala Karya Kencana,” imbuhnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah