“Kami mohon bagi teman-teman atau masyarakat yang mungkin kedapatan seperti itu, agar langsung melaporkan, kan kami punya media pengaduan sehingga bisa masuk disitu,” ujar Mbak Ita.
Ia mengatakan jika lokasi PKL yang beredar viral tersebut tidak benar, bahkan menyebut lokasi angkringan tenda yang viral berlokasi di sekitar Grand Edge Hotel Semarang.
“Saya cek kebenarannya, saya yakin kalau Simpang Lima enggak ya. Kalau di Simpang Lima seperti itu pasti dari yang lalu-lalu sudah ada (aduan, Red). Tapi sepertinya gak ada, ” terangnya.
Mbak Ita mengaku, Satpol PP Kota Semarang justru menemukan tenda yang dimaksud justru berada di wilayah Candi.
“Jika berbicara boleh tidaknya (PKL menaikkan harga tinggi, Red) mereka pasti akan rugi sendiri.Sekali dia sudah seperti itu, kayak contoh di Jogja, akhirnya gak laku. Mereka cuman dapet untung sekali tapi seterusnya gak bakal laku, ” ujar orang nomor satu di Kota Semarang ini.
Ia meminta agar pedagang di Kota Semarang tidak mencari keuntungan dengan cara tak elok. “Tolong lah kalau mau laku dan dapat pelanggan terus menerus ya harga wajar saja. Yang penting malah tingkatkan kualitasnya, rasanya, mereka pasti akan ramai. Contoh kayak Bu Tum, Ayam Pak Supar, yang tetap menjaga kualitas dan rasanya sehingga pelanggan akan terus balik kesini,” terangnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah