Kejadian tersebut memunculkan kesedihan bagi masyarakat Semarang, khususnya bagi para pecinta sejarah dan budaya.
Gedung Butterworth: Lokasi perdagangan rempah-rempah
Dari informasi yang beredar, Gedung Butterworth ini berdiri pada tahun 1930-an oleh perusahaan Butterworth & Co. Adapun pendiri perusahaan itu adalah William Butterworth, seorang pedagang asal Inggris yang menetap di Semarang pada 1818.
Usai pendirian gedung tersebut, perusahaan tersebut berkembang pesat dan menjadi salah satu bisnis terbesar di Indonesia terutama di bidang perdagangan rempah-rempah.
Selain itu, Konstruksi Gedung Butterworth dirancang oleh WCP Schoemaker, seorang arsitek Belanda yang terkenal dengan gaya modernisme tropis. Gaya ini menggabungkan berbagai unsur arsitektur modern yang dapat beradaptasi terhadap budaya dengab iklim tropis.
Di kala itu, Gedung Butterworth memiliki bentuk bangunan yang geometris dan simetris, dengan fasad berwarna putih serta bentuk jendela yang besar.
BACA JUGA: Manfaatkan Momentum Liburan, Seniman Yogyakarta Gelar Pameran Seni di Kota Lama Semarang
Gedung tersebut juga memiliki halaman yang luas dengan taman yang asri, memberikan kesan elegan dan sejuk.
Kawasan Kota Lama juga menjadi saksi dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, seperti perjuangan kemerdekaan, revolusi sosial, dan pembangunan nasional.(*)
