Selain itu, bumbu kuah asin juga membuat Mie Gepeng Pangsit Pak Totok kaya akan rasa.
“Mie pangsit itu ciri khasnya seger polos, nggak pakai kecap nggak pakai saos. Jadi pakai cabai itu, pernah ada yang satu mangkok 10 biji lebih,” katanya.
Berawal dari bakmi khas Tionghoa
Lebih jelas, mie buatan Totok ternyata memiliki cita rasa khas Tionghoa. Hal itu karena Tumin mempelajari mie dengan seorang wirausaha Tionghoa di Kawasan Pecinan.
Saat itu, mie dagangan Tumin memang masih memakai daging babi. Namun seiring berjalannya waktu, Tumin kemudian berdagang sendiri dan menghilangkan daging babi sebagai bahannya.
Usai ayahnya meninggal dunia, Totok mulai meneruskan warung mie gepeng pangsit sejak tahun 1970. Ia mengaku tidak mengubah sedikitpun resep dari orang tuanya.
BACA JUGA: Tutup Perayaan Imlek, Tentrem Mall Gelar Chinatown Food Market, Festival Makanan Legendaris Semarang
Untuk harga, Mie Gepeng Totok Pak Totok terbilang sangat terjangkau. Satu porsi mie dibanderol Rp 7 ribu saja.
Hal itu lantaran mereka masih mengolah mienya sendiri.
“Sehari bisa terjual 100 lebih porsi, nyiapinnya olahan mienya ya 7 kg gandum, tiap pagi bikin sendiri,” katanya.
Mie Gepeng Pangsit Pak Totok buka tiap hari, pukul 4 sore hingga 10 malam. (*)
Editor: Farah Nazila