Menurutnya, sebagai sungai milik pemkot Semarang, Kali Banger harus dibersihkan dari gulma eceng gondok agar aliran air tidak lagi tersumbat dan warga yang tinggal di sekitarnya terbebas dari banjir.
“Kami minta pembersihan eceng gondoknya, agar alirannya lancar dan tak ada sedimentasi,” ujarnya.
Sidak Kali Banger
Wali Kota perempuan pertama di Semarang ini menyoroti proses pembersihan eceng gondok yang kurang optimal. Ia meminta agar alat amphibios yang ada bisa maksimal untuk mengeruk sedimentasi di sungai banger.
“Amphibios itu harus bisa dimanfaatkan untuk mengeruk sedimentasi sungai. Kan sayang BBM nya kalau tidak bermanfaat,” tuturnya.
Selain pengerukan sedimentasi, permasalahan banjir juga karena banyaknya eceng gondok di sungai-sungai terutama di dekat rumah pompa.
Mbak Ita meminta pengerukan eceng gondok berfokus sebelum musim hujan tiba. Ia meminta untuk memberdayakan masyarakat sekitar sungai terutama para nelayan yang biasa mencari ikan di sekitar sungai untuk membantu mengambil eceng gondok.
“Saya melihat pembersihannya kurang optimal. Saya minta penanganan eceng gondok juga mendapat bantuan para nelayan yang ada di dekat sini. Karena untuk membersihkannya biar lebih mudah bisa memakai sampan apalagi yang dekat pintu air,” tuturnya.
Ia berharap dengan nelayan ikut membantu membersihkan eceng gondok di sekitar kali banger, bisa menjadi contoh untuk sungai-sungai lainnya.
“Ini bisa menjadi contoh untuk membersihkan sungai lainnya,” tandasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah