“Ciri khasnya ada roket seakan-akan seperti menara. Dari interior maupun eksterior menyatu, inspirasinya dari wahana luar angkasa Sputnik itu,” sambungnya.
Eks Apotek Sputnik jadi gedung kosong tak berpenghuni
Terpisah, Kepala Seksi Sejarah dan Cagar Budaya Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Semarang, Haryadi menambahkan, perawatan bangunan cagar budaya memang di serahkan kembali pada pemiliknya.
“Walau sudah menyandang status sebagai cagar budaya, pemeliharaannya tetap masing-masing,” katanya.
Pihaknya juga membebaskan pemanfaatan bangunan cagar budaya. Boleh untuk kantor, kafe, restoran, bahkan tak berpenghuni sekalipun. Pemanfaatnya boleh apa saja asal tidak mengubah bentuk gedung.
Soal bangunan eks-Sputnik yang pernah menjadi tempat berjualan bandeng dan kini terlihat kosong, Haryadi tak mempermasalahkan hal ini.
“Nggak papa difungsikan untuk kantor, jualan, cafe, selagi masih utuh tidak dibongkar, kalau ada renovasi komunikasikan dengan Distaru dan Disbudpar,” bebernya.
BACA JUGA: Laporkan Objek Dugaan Cagar Budaya, Masyarakat Bakal Dapat Insentif Pajak 50 Persen
Di sisi lain, Haryadi mengakui jika banyak bangunan cagar budaya yang masih tak diketahui pemiliknya. Jika begitu, Pemkot Semarang tidak bisa berbuat banyak. Untuk melakukan langkah-langkah perbaikan pun akan sulit terlaksana.
“Banyak gedung-gedung yang masih kesulitan dalam mencari kepemilikannya. Karena bangunan cagar budaya yang tidak diketahui pemiliknya susah,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila