SEMARANG, beritajateng.tv – Puluhan siswa-siswi Taman Kanak-kanak (TK) di Kota Semarang tampak mengenakan busana adat dari berbagai daerah. Dengan lincah, mereka mengoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan sembari menyanyikan lagu tembang dolanan.
“Cublak-cublak suweng, Suwenge ting gelenter, Mambu ketundung gudhel, Pak Empong lerak-lerek, Sopo ngguyu ndelekakhe,” begitulah satu bait tembang dolanan berjudul “Cublak-cublak Suweng” yang sekelompok siswa TK nyanyikan.
Tak hanya menyanyi, mereka juga memeragakan tembang dolanan sembari menari berlenggak-lenggok.
Meskipun terkadang lupa lirik dan gerakan, penampilan para anak kecil dengan kostum unik itu tak gagal menghibur. Apalagi ada saja tingkah lucu mereka yang menggemaskan.
Mereka sedang mengikuti Lomba Tembang Dolanan yang digelar oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang bersama Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Kota Semarang Kota Semarang, Kamis, 25 Aprill 2024.
Kasi Kelembagaan dan Sarpras PAUD Disdik Kota Semarang, Abdul Khalik, menjelaskan, lomba hari ini diprakasai oleh Yayasan Dharma Wanita Pusat Kota Semarang. Total, terdapat 75 peserta yang berasal dari TK se-Kota Semarang.
Seluruh peserta kemudian terbagi ke dalam 15 kelompok dengan 5 peserta di tiap masing-masing kelompoknya.
“Lomba ini melibatkan seluruh TK di bawah naungan Dharma Wanita Kota Semarang yaitu TK Pertiwi,” katanya kepada beritajateng.tv di sela kegiatan.
Lomba tembang dolanan sebagai budaya lokal mampu bersaing dengan budaya Barat
Khalik menjelaskan bahwa lomba ini bertujuan untuk melestarikan budaya Jawa melalui lagu-lagu tembang dolanan yang anak-anak nyanyikan. Selain menjadi ajang kompetisi, lomba ini juga menjadi momen bagi para guru untuk mengajarkan lagu-lagu dan permainan tradisional kepada anak-anak.