SEMARANG, beritajateng.tv – Raden Ajeng (RA) Kartini merupakan salah satu pelopor pendidikan khususnya untuk perempuan. Ia kemudian menuangkan pemikiran-pemikiran melalui surat-suratnya.
Di Semarang, terdapat satu sekolah yang berdiri berkat perjuangan dan pemikiran Kartini. Sekolah tersebut adalah SDN Sarirejo.
Jika berkunjung langsung, beberapa papan nama di SDN Sarirejo masih menggunakan kata ‘SD Kartini’. Seperti hiasan taman maupun hiasan kolam.
Jejak-jejak peninggalan Sekolah Kartini pun masih terasa di sekolahnya. Salah satunya adalah satu bangunan utama yang saat ini menjadi ruang kelas dan juga ruang guru.
Tampak desain dan konsep gedung tersebut memang masih mengusung gaya kolonial Belanda. Atap-atap yang tinggi, jendela yang besar, hingga kayu jati yang kokoh.
“Dulu (pintu masuk SD) masih di deket lampu merah, dan gedung sekolah menghadap ke Jalan Dokter Cipto. Gedung utama ruang kelas masih asli,” kata salah satu guru senior SDN Sarirejo, Suwarni kepada beritajateng.tv pada Rabu, 17 April 2024.
Suwarni menjelaskan, berdasarkan cerita guru sepuh dan berbagai literatur, sekolah ini dulunya adalah Sekolah Kartini. Pembangunan sekolah berawal dari pembentukan komite pada 1912 oleh Abendanon dan Deventer.
Meski Kartini telah meninggal sejak 1904, sekelompok orang yang tergabung dalam komite tersebut adalah orang-orang yang teguh memperjuangkan pemikiran Kartini.
BACA JUGA: Dorong Kreativitas, PKM Ilmu Komunikasi USM Kulik Podcast Bareng Siswa SMKN 1 Semarang
Tak terkecuali membangun Sekolah-Sekolah Perempuan di penjuru Indonesia seperti yang Kartini impikan.
Suwarni sendiri bekerja di SDN Sarirejo sejak tahun 1992. Saat itu, kata dia, beberapa orang dari Yayasan Kartini yang berasal dari Belanda masih sesekali berkunjung.