SEMARANG, beritajateng.tv – Edi adalah mantan fotografer lepas di Dieng. Ia mengalami kebutaan total sejak tahun 2008 setelah mengalami kecelakaan lalu lintas naik motor.
Sementara Fitri, ia mengalami kebutaan pada usia 27 tahun setelah minum obat pereda nyeri karena merasakan vertigo.
Cerita Edi dan Fitri adalah dua dari sekian banyak cerita penyandang tuna netra dalam Pameran Fotografi bertajuk ‘Different Shoot From Another Perspective’ yang berlangsung di Tandhok Artspace, 14-24 Oktober 2024.
Di balik setiap karya seni rupa, terselip seribu makna. Keduanya, baik Edi maupun Fitri, menyambut baik projek fotografi ini.
BACA JUGA: Lewat Pameran Seni, Suguhkan Perspektif Berbeda Para Tuna Netra
Sebagai mantan fotografer lepas, Edi merasa ‘lahir kembali’ karena bisa menggunakan kamera lagi. Sementara Fitri, ini menjadi pengalaman baru di hidupnya karena ia tidak pernah memegang kamera sebelumnya.
Memahami cara tuna netra melihat dunia
Sementara itu, narator pameran, Richard Kennedy, menilai proyek pameran ini merupakan inisiatif yang sangat mengagumkan. Melalui foto-foto dan narasi yang tuna netra buat, pengunjung di ajak untuk melihat bagaimana tuna netra melihat dan memandang dunia.
“Meskipun kami buta, kami tetap bisa melihat dan memandang dunia, dengan cara kami sendiri,” kata Richard.