Richard mengatakan, proyek ini memberikan kesempatan bagi tuna netra untuk bercerita secara visual dan mengekspresikan dunia mereka dengan cara yang mereka rasakan.
Sebagai seorang tuna netra juga, Richard menyebut jika para tuna netra tidak melihat hanya dengan mata. Akan tetapi juga melalui semua indera lainnya, seperti pikiran dan imajinasi.
“Proyek ini memberikan kami, orang buta, ruang untuk menyuarakan pengalaman dan pandangan kami, membawa suara-suara yang termarginalisasi ke dalam pusaran wacana utama,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, sepanjang hidupnya, kaum tuna netra sering kali tersingkirkan. Pameran ini seakan menjadi kesempatan bagi kaum tuna netra untuk lebih terakui dan terhargai.
“Melalui foto-foto ini, kami ingin menunjukkan bagaimana sudut pandang dan suara kami bisa dibawa ke dalam arus diskursus utama,“ tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila