SEMARANG, beritajateng.tv – Hujan deras beserta angin kencang di sebagian wilayah Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jumat 17 Oktober 2025 sore mengakibatkan kerusakan di tiga wilayah Desa.
Salah satu yang terdampak adalah bangunan ikon Desa Jatirejo. Yakni berupa situs Balai Panjang, yang merupakan salah satu jejak sejarah Walisongo, di wilayah Kecamatan Suruh.
Bangunan joglo penaung situs Balai Panjang, bangunan kayu kecil mirip saung, yang konon merupakan peninggalan Sunan Kalijaga, roboh akibat dihempas hujan deras dan angin kencang.
Sehingga bangunan cagar budaya (situs Balai Panjang) yang ternaungi tersebut juga ikut roboh akibat tertimpa konstruksi dan reruntuhan atap joglo yang roboh dan hancur.
Kepala Desa Jatirejo, Kecamatan Suruh, Kharisma Teguh Pribadi menuturkan situs Balai Panjang merupakan bangunan yang bernilai sejarah, karena berkaitan dengan Walisongo.
BACA JUGA: Sidak Program MBG di SMP Walisongo, Bupati Blora: Lahap Semua, Bahkan Minta Nambah
Berdasarkan cerita turun- temurun dari para sesepuh desa setempat, keberadaan Balai Panjang tidak dapat terlepaskan dari Sunan Kalijaga. Adapun Sunan Kalijaga merupakan salah satu tokoh Walisongo.
Saat syiar dan mendirikan masjid Baitur Rohim, di Dusun Kauman, Desa Jatirejo, balai tersebut menjadi tempat untuk berembug dan berdiskusi Sunan Kalijaga dan para pengikutnya.
Bahkan, lanjutnya, sebelum mendirikan Masjid Agung Demak, Balai Panjang juga pernah untuk tempat berdiskusi Sunan Kalijaga bersama para Walisongo.
“Sehingga masjid Baitur Rohim serta Balai Panjang di Jatirejo ini sudah ada sebelum Masjid Agung Demak,” jelasnya, di lokasi situs Balai Panjang, Sabtu 18 Oktober 2025.
Lebih spesifik, Kharisma menjelaskan, Balai Panjang merupakan bangunan punden (bangunan kecil beratap) yang disangga oleh enam buah soko atau tiang utama.