“Yang paling pokok adalah jangka menengah dan panjang. Kita tahu bahwa di sini ada giant sea wall yang nanti akan menghubungkan antara Sayung, Demak, dan Semarang yang harapannya bisa mengatasi secara parsial. Termasuk kolam retensi Terboyo dan Sriwulan,” jelasnya.
Luthfi menyebut, dua kolam retensi tersebut dirancang menampung air hingga 250 hektare area. Proyek ini merupakan program pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR, yang ditargetkan selesai pada awal 2026.
“Ini PR dari pusat, dari Kementerian PU dan kementerian terkait, untuk segera kami dorong efisiensinya. Diharapkan masyarakat terdampak tiap tahunnya bisa kami reduksi,” lanjutnya.
Salurkan bantuan Rp450 juta, layanan kesehatan disiagakan 24 jam
Tak hanya meninjau kondisi banjir, Luthfi juga menyerahkan bantuan senilai Rp450 juta untuk warga terdampak di kawasan Genuk dan sekitarnya. Bantuan itu berasal dari berbagai instansi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.
“[Bantuannya] banyak, ini semuanya dari sembako, obat-obatan, kemudian permakanan serta donasi-donasi lain yang harapannya tepat sasaran sehingga masyarakat kita lebih baik,” ungkapnya.
Ia memastikan layanan kesehatan juga tetap siaga selama masa tanggap darurat. Posko layanan dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah, kata dia, beroperasi penuh melayani warga yang membutuhkan pertolongan.
BACA JUGA: Lima Hari Terendam Banjir, Kaligawe-Genuk Mulai Surut, Depan RSI Sultan Agung Masih Puluhan Senti
“Layanan kesehatan kami 1 x 24 jam, Dinas Kesehatan maupun provinsi kita turun ke poskonya juga. Ini mau saya cek ke sana,” ujar Luthfi.
Ia berharap modifikasi cuaca yang sedang pihaknya koordinasikan dengan BMKG dapat membantu menurunkan intensitas hujan agar banjir segera surut dan aktivitas warga kembali normal.
“Oke, doakan cuaca kita bisa direkayasa,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













