“Dari penyiksaan, pemukulan, kekerasan, sampai disetrum. Sampai saat ini saya masih kerasa. Kalau dibilang saya benci polisi saya memang benci,” tuturnya.
Saka mengaku bahwa selama penyidikan, ia mengalami penyiksaan, pemukulan, kekerasan, bahkan penyetruman, yang membuatnya benci terhadap polisi.
BACA JUGA: Terungkap Akun Medsos Terduga Egi, Otak Pembunuhan Vina Cirebon
Menurut Saka, ia tidak melakukan apa yang orang lain tuduhkan dan hanya mengakui kesalahan di bawah tekanan oknum polisi.
“Bahwasanya saya tidak melakukan apa yang orang tuduhkan. Saya penginnya normal kayak dulu lagi. Bahwa Saka sebetulnya tidak bersalah sama sekali. Terus banyak tekanan juga oleh oknum polisi waktu itu. Akhirnya terpaksa mengakui padahal bukan kesalahan Saka sendiri,” jelasnya.
Saka menegaskan bahwa pada malam kejadian, ia berada di rumah dan memiliki saksi yang bisa membuktikan keberadaannya.
“Di malam Minggu itu juga tidak tahu-menahu. Saka posisi ada di rumah. Saksi ada, sampai saat ini juga saksi masih ada bahwasanya Saka ada di rumah,” jelas Saka.
Harapan Saka ke depannya adalah agar namanya bisa kembali bersih seperti dulu. Ia ingin hidup normal dan masyarakat menerimanya kembali tanpa memandang sebelah mata. (*)