SEMARANG, beritajateng.tv – Serikat buruh mengklaim pailitinya PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex bukan karena faktor upah. Sekretaris Abjat sekaligus Ketua DPW FSPMI Jawa Tengah, Aulia Hakim, menilai pailitnya industri tekstil raksasa itu murni karena buruknya manajemen.
“Itu bukan karena upah, tapi memang manajemen yang kurang baik. Apalagi saat ini Sritex menjadi barometer tekstil secara nasional,” ungkap Aulia saat dijumpai di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, Kamis, 31 Oktober 2024.
Ia menyebut, pailitnya Sritex lantaran manajemen yang gagal membayar utang. Kata Aulia, selama tiga tahun ini, Sritex cenderung mencetak utang terus-terusan.
Atas kejadian itu, Aulia menyebut pihaknya sudah mendirikan posko di Sukoharjo untuk menanungi ribuan karyawan Sritex.
BACA JUGA: PT Sritex Pailit, Bagaimana Nasib Para Karyawan?
“Partai Buruh saat ini sudah membuat posko di Sukoharjo, posko orange. Kami mengadvokasi teman-teman di sana, ketika dari pemerintah ini tidak bersikap cepat,” ujar Aulia.
Pihaknya menuturkan, Sritex memiliki 30 ribu karyawan, 11 ribu di Sukoharjo dan lainnya di Kota Semarang, termasuk PT Bitratex Industries dan Panca Jaya.
“Kalau Bitratex telah melakukan PHK 660 orang dan Panca Jaya melakukan PHK 340-an,” ucapnya.
Sementara itu, kata Aulia, 11 ribu pegawai Sritex di Sukoharjo belum terkena PHK.