Panitia menutup kegiatan dengan memberikan suvenir kecil tanda terima kasih, juga pengakuan bahwa guru PAUD adalah fondasi dari masa depan.
Pengawas PAUD, Tri Marheni, hadir dan mengapresiasi inisiatif para kepala sekolah dan guru. Acara ini sebagai terobosan yang menyatukan guru dalam suasana yang berbeda.
Bukan seminar, bukan rapat, bukan workshop, tetapi ruang di mana mereka bisa merasa menjadi manusia, bukan sekadar penggerak sistem.
“Ini kegiatan yang sarat makna. Kadang guru hanya butuh ruang kecil untuk merasa dihargai.” ujarnya.
BACA JUGA: Polisi Selidiki Dugaan Keracunan MBG di SMPN 1 Blora, Bawa Sampel Makanan ke Labfor
Sementara Ketua K3PAUD Kecamatan Blora, Wahyu Nur Amanah, mengungkap pihaknya ingin terus menghadirkan program yang segar, kreatif, dan tetap edukatif. Ada tiga langkah besar yang ingin mereka kawal setelah menyaksikan film Belum Ada Judul.
Pertama, menguatkan peran kepala sekolah sebagai pemimpin yang sesungguhnya. Kemudian membangun sinergi luas dengan organisasi profesi, NGO, dan berbagai instansi peduli pendidikan. Terakhir, mengawal tujuan pendidikan Blora agar tetap berada di jalur yang benar.
“Kami ingin menjadikan Blora mercusuar inovasi pendidikan. Sebuah pusat cahaya yang bisa diterangi, dilihat, dan ditiru oleh daerah lain,” ungkapnya.
Kadang perubahan besar mulai dari hal kecil. Dari sebuah ruang gelap; dari sebuah cerita yang menyentuh; dari sekelompok guru yang tak pernah lelah mencintai pekerjaan mereka.
Pada peringatan Hari Guru Nasional tahun ini, para guru PAUD Blora tidak hanya menonton film. Mereka melihat cermin. Mereka melihat diri mereka sendiri dan mereka pulang dengan hati yang lebih penuh. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













