Berdasarkan temuannya, justru paguyuban orang tua dan wali murid yang berusaha menjadi penggalang dana untuk mencari sumber biaya dalam selebrasi kelulusan siswa.
Farida menekankan, pungutan, sumbangan, iuran atau sejenisnya yang dipaksakan malah membebani orang tua siswa yang berasal dari kalangan tidak mampu.
“Kami menemukan paguyuban orang tua/wali murid menjadi penggalang dana untuk kegiatan yang tidak dalam tanggungan APBN atau APBD termasuk wisuda. Bagi orang tua atau wali murid yang tidak mampu, sumbangan-sumbangan tersebut amat memberatkan,” terang Farida.
Farida mempertanyakan esensi dari selebrasi kelulusan siswa sekolah melalui wisuda. Ia juga mendorong tim inspektorat meninjau kegiatan-kegiatan sekolah yang tidak berdampak langsung terhadap peningkatan pendidikan.
“Perlu kita renungkan bersama, apakah kegiatan wisuda pada tingkat pendidikan dasar itu relevan dengan peningkatan kualitas pendidikan?” pungkasnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto