Sementara itu, Ketua DPRD Blora Mustopa menyebut pihaknya telah melayangkan surat resmi kepada Perum Bulog untuk meminta penjelasan. Ia mengapresiasi langkah cepat Bulog yang telah menurunkan tim ke Blora untuk meninjau langsung situasi lapangan.
“Kami apresiasi respons cepat Bulog. Tapi karena belum ada titik temu, DPRD akan membawa persoalan ini ke tingkat pusat,”
ujar Mustopa.
BACA JUGA: Tingkatkan Penghasilan, Sumanto Ajak Petani di Karanganyar Beternak Ayam Jawa
Karena belum ada solusi final, DPRD Blora berencana melakukan koordinasi ke Jakarta dalam waktu dekat untuk bertemu langsung dengan manajemen pusat Bulog dan Kementerian terkait.
“Kami akan ke Jakarta untuk memastikan ada solusi yang berpihak pada petani. Jangan sampai mereka menanggung kerugian sendiri,” tambah Mustopa.
Sementara di luar gedung DPRD, wajah-wajah lelah para petani tampak tegas menyuarakan harapan yang sederhana — agar tebu mereka tak sia-sia. Musim panen yang seharusnya membawa berkah, kini justru berubah jadi masa penantian penuh ketidakpastian.
“Setiap jam tebu dibiarkan, kadar gulanya turun. Kalau begini terus, kami bisa habis,” keluh salah satu petani yang enggan disebut namanya. (*)
Editor: Farah Nazila