Yudi dari VP PT Pupuk Indonesia menambahkan bahwa, ada tiga syarat pertanian itu akan berhasil dengan baik. Yaitu pengolahan lahan yang baik sebelum di tanami terutama sistem pengairan dan pemupukan organik ketika pengolahan.
Kedua benih yang baik dan ketiga pemupukan yang baik. “Artinya dengan benih yang baik maka kemungkinan mendapatkan hasil panen yang baik juga lebih besar. Begitu pula pemupukan yg baik dan berimbang sebagai syarat agar tanaman tercukupi dalam pemenuhan unsur haranya”, jelas Yudi.
Panen raya jagung varietas baru
Sedangkan Wiharti selaku koordinator Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Jepon menyampaikan bahwa meskipun dalam pengairannya demplot jagung R7 kurang. Namun R7 ini masih mampu menghasilkan panen yang cukup bagus.
“Panen jagung biasanya dengan berbagai merk hanya 5,8-6 ton/ha. Namun di lahan pak Agus, dengan jagung Raja7 yang telah kami ubin hasilnya bisa mencapai 7,08 ton/ha. Ini menunjukan Jagung Raja7 potensinya sangat bagus untuk kedepan. Dan yang lebih hebat lagi tidak ada satupun tanaman yg terkena bulai”, unkap Winarti.
Firman Subagyo Anggota DPR RI Komisi IV, bidang Pertanian yang hadir dalam panen raya itu. Ia mengatakan bahwa, keseriusan Pemerintah dalam mensejahterakan petani di anggap kurang serius.
Sebagai bukti dengan di kuranginya alokasi pupuk subsidi. Tidak adanya tanggung jawab Pemerintah dalam menjaga harga pasca panen yang di serahkan ke tengkulak.
“Yang lebih miris lagi selalu impor ketika petani sedang panen raya. Sehingga menjadikan jatuhnya harga panen petani kita”, kata Firman
Menurut Firman, ia siap untuk ikut terlibat dalam memajukan petani di Blora. Terlebih setalah puluhan tahun menyalurkan bantuan-bantuan dalam bentuk alsintan, pelatihan-pelatihan untuk para petani, peternak dan petani Milenial.
Menurutnya, tanaman pangan wajib di kawal Pemerintah, karena negara yang memiliki ketahan pangan yang kuat, itulah negara yang paling sejahtera. “Karena sekarang di seluruh Dunia sedang sangat serius adanya ancaman krisis pangan”, imbuhnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah