“Pesisirnya juga diperparah ekosistem mangrove yang rusak. Jadi bencana banjir kiriman datang, rob juga ada. Jadi ya air tidak bakalan keluar ke lautnya karena dorongan dari lautnya pun itu airnya juga ada,” katanya.
WALHI Jateng menilai kondisi Semarang-Demak semakin tertekan karena proyek Tanggul Laut Semarang-Demak yang belum tuntas, termasuk kolam retensi yang tak kunjung berfungsi optimal.
Selain itu, sungai-sungai di kedua daerah dinilai tidak mampu lagi menampung debit air lantaran tidak pernah dinormalisasi secara menyeluruh. Kerusakan wilayah tangkapan air seperti di Mijen dan Ngaliyan akibat pembangunan perumahan juga ikut memberi dampak.
BACA JUGA: 2 TPA Kebakaran dalam Waktu Berdekatan, WALHI Jateng Soroti Tata Kelola Sampah di Jawa Tengah
Fahmi mendorong pemerintah mempercepat langkah-langkah mitigasi yang relevan, terutama yang berkaitan dengan pemulihan ekologis.
“Satu, kolam retensi itu harus ada. Kedua, harus ada pengembangan ekosistem mangrove. Ketiga, menormalisasi sungai-sungai. Keempat, melihat bagaimana landscape dari wilayah,” jelasnya. (*)
Editor: Farah Nazila













