SEMARANG, beritajateng.tv – Duta Pos Bantuan Hukum (Posbakum) sekaligus Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, memberikan arahan kepada paralegal yang akan membantu warga Jawa Tengah dalam menyelesaikan permasalahan hukumnya.
Arahan itu Sherly berikan saat menyampaikan sambutannya pada Persemian Posbakum Desa/Kelurahan dan Pembukaan Pelatihan Paralegal di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Rabu, 19 November 2025.
Sherly menuturkan, paralegal yang akan disebar di 8 ribu lebih Posbakum se-Jawa Tengah itu akan bekerja secara sukarela, tanpa adanya tambahan gaji maupun insentif.
“Kemudian pertanyaannya kenapa harus repot? Enggak ada tambahan insentifnya, enggak ada gajinya, kenapa harus repot? Secara manusia itu wajar, benar enggak?” ucap Sherly.
BACA JUGA: Walikota Semarang Gandeng Paralegal Muslimat NU Tekan Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan
Meskipun paralegal dalam Posbakum tak mendapat gaji tambahan, Sherly menyinggung bantuan dari mereka sangat berarti bagi masyarakat di level desa/kelurahan, utamanya bantuan hukum.
“Dalam prinsip saya, kita hidup diberkati untuk diberkati. Kita bersyukur bahwa kita ada di posisi yang bisa memberi daripada yang menerima. Karena dalam hidup itu saya percaya karma. Ketika kita membantu orang, maka orang lain pun membantu kita,” ungkap Sherly.
Terlebih, kata Sherly, paralegal yang berkesempatan terlibat dalam Posbakum itu juga mendapat kesempatan untuk belajar dan menambah ilmu dengan langsung turun ke masyarakat.
“Kita mendapat kesempatan dari Allah untuk suatu sosial yang baik, kesempatan belajar, menambah ilmu yang kemudian kita bisa membantu mereka yang butuh bantuan. Pada dasarnya sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaaat manfaat bagi orang lain,” sambungnya.
Sherly Tjoanda: Paralegal menjadi ruang aman untuk masyarakat
Kemudian, Sherly turut menyinggung peran paralegal sebagai ruang aman bagi warga yang menghadapi masalah serius di rumah maupun lingkungannya.
Ia menyebut, banyak warga tidak tahu harus mengadu kepada siapa, terutama korban kekerasan rumah tangga atau pelecehan.
“Ketika kita bisa menjadi telinga mendengar kepada ibu-ibu yang menghadapi kekerasan rumah tangga, pelecehan, ketika dia tidak tahu harus curhat ke siapa, ketika dia tidak tahu harus mencari keadilan ke siapa,” tuturnya.
Ia melanjutkan, paralegal menjadi pihak pertama yang bisa membantu anak-anak dan remaja yang terjerat masalah hukum akibat ketidaktahuan atau kesalahan kecil.
BACA JUGA: Ribuan Muslimat NU Padati GOR Mustika, Bupati Arief Rohman: Majunya Blora Karena Ibu-Ibu Semua
“Anak-anak yang kena perkelahian, curi motor, ketidaktahuan, bisa masuk penjara, masa depannya hancur, kemudian dengan telinga Bapak-Ibu mendengar dengan solusi yang Bapak Ibu berikan kemudian anak-anak tersebut masa depannya tidak jadi hancur tetapi dipulihkan,” kata Sherly.
Dalam kesempatan itu, Sherly menyebut semua orang, termasuk ia sendiri hingga pejabat negara, memiliki masalahnya masing-masing.
Oleh sebabnya, kepada paralegal, Sherly mengatakan kemampuan memberi bantuan kepada orang lain merupakan anugerah yang perlu mereka syukuri.
“Ada di sini yang hidupnya enggak punya masalah? Saya pun punya masalah, Pak Menteri pun punya masalah, Pak Presiden pun punya masalah. Selagi kita masih bisa di posisi membantu dan memberi, kita bersyukur,” ucapnya.
Jateng punya Posbakum terbanyak di Indonesia
Sherly menekankan, keberadaan 8.653 Posbakum di Jawa Tengah sebagai ruang aman yang bisa siapa pun akses tanpa harus takut biaya atau penolakan. Terlebih, Jawa Tengah menyandang predikat sebagai provinsi dengan jumlah Posbakum terbanyak.













